Daniel Suslak, seorang antropolog linguistik dari Indiana University, berencana membuat kamus Bahasa Ayapaneco sebelum bahasa ini benar-benar punah. Suslak mengatakan Ayapaneco selalu menjadi “pulau linguistik” yang dikelilingi oleh bahasa penduduk pribumi. Kematian Bahasa Ayapaneco rupanya disebabkan oleh munculnya pendidikan Spanyol pada pertengahan abad ke-20, yang selama beberapa dekade melarang anak-anak pribumi berbicara apa-apa lagi. Urbanisasi dan migrasi dari tahun 1970-an kemudian benar-benar memecah kelompok inti penutur yang kebanyakan berada di desa.
Ada 68 bahasa-bahasa asli di Meksiko, kemudian dibagi lagi menjadi 364 variasi. Bahasa pribumi Meksiko yang lain juga dalam bahaya kepunahan, meskipun Ayapaneco adalah kasus yang paling ekstrim. Nama Ayapaneco adalah pemberian dari pihak luar, sementara Segovia dan Velazquez menyebut bahasa mereka Nuumte Oote, yang berarti Suara Sejati. Mereka berbicara versi yang berbeda dari bahasa ini dan kamus yang disusun Daniel Suslak akan berisi kedua versi bahasa ini.
The National Indigenous Language Institute juga merencanakan upaya terakhir untuk mengadakan kelas Bahasa Ayapaneco agar dua penutur terakhir yang masih hidup dapat menyampaikan pengetahuan mereka kepada penduduk lainnya. Namun tampaknya upaya ini kurang berhasil karena kurangnya dana dan antusiasme penduduk sekitar. Hmm, kalau begini apakah bahasa Ayapaneco ini akan benar-benar musnah setelah kedua penutur tersebut meninggal?